Sabtu, 05 Maret 2011

Taman Nasional Bukit Dua Belas_Jambi

Taman Nasional Bukit Dua Belas

Taman Nasional Bukit Duabelas semula merupakan Cagar Biosfer Bukit Dua Belas yang ditunjuk berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan 
No. 46/Kpts-II/1987 tanggal 12 Pebruari 1987

Pada tahun 2000 melalui SK Menhutbun No. 258/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000 Cagar Biosfer Bukit Dua Belas berubah fungsinya menjadi Taman Nasional (TN) seluas ± 60.500 ha dengan menggabungkan kawasan Cagar Biosfir Bukit Dua Belas seluas ± 27.300 ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) Serengam Hulu seluas ± 20.700 ha, sebagian Hutan Produksi Tetap (HPT) Serengam Hilir seluas ± 11,400 ha dan penunjukan sebagian Areal Penggunaan lainn (APL) seluas ± 1.200 ha yang terletak di Kab. Sarolangon Bangko, Batanghari dan Bungo Tebo, Prop. Jambi


POTENSI KAWASAN

Taman Nasional Bukit Dua Belas berupa perbukitan dataran rendah berada pada ketinggian ± 30 - 430 m dpl
Secara geografis terletak di antara 102°31'37" - 102° 48'27" Bujur Timur dan antara 1°44'35" - 2°03'15"Lintang Selatan
Secara administratif terletak di tiga wilayah kabupaten, yaitu Soralangun, Muaratebo dan Batanghari Prop. Jambi

Taman Nasional Bukit Duabelas merupakan perwakilan bagi hutan hujan tropis di provinsi Jambi. Bagian utara taman nasional ini terdiri dari hutan hujan primer, sementara sisanya merupakan hutan sekunder, sebagai akibat dari penebangan hutan
Taman Nasional Bukit Duabelas dikembangkan dalam 6 sistem zonasi, yaitu Zona Inti, Zona Rimba, Zona Pemanfaatan Tradisional, Zona Pemanfaatan Terbatas, Zona Pemanfaatan Pariwisata Alam, dan Zona Rehabilitasi

Taman Nasional Bukit Dua Belas merupakan kawasan lindung yang mempunyai keunikan tersendiri, karena keberadaannya tidak terlepas dengan kehidupan masyarakat tradisional Suku Kubu/Orang Rimba yang terdapat didalam dan sekitar kawasan taman nasional untuk mencari kehidupan sehari-hari seperti rotan, damar, kayu gaharu, dll

SUKU ANAK DALAM (SAD)
Suku Kubu atau juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba adalah salah satu suku bangsa minoritas yang hidup di Pulau Sumatra, tepatnya di Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan. Mereka mayoritas hidup di propinsi Jambi, dengan perkiraan jumlah populasi sekitar 200.000 orang

Menurut tradisi lisan suku Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat yang melari ke hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas
Mereka kemudian dinamakan Moyang Segayo. Tradisi lain menyebutkan mereka berasal dari Pagaruyung, yang mengungsi ke Jambi. Ini diperkuat kenyataan adat suku Anak Dalam punya kesamaan bahasa dan adat dengan suku Minangkabau, seperti sistem matrilineal

Mayoritas suku kubu menganut kepercayaan animisme, tetapi ada juga beberapa puluh keluarga suku kubu yang pindah ke agama Islam

Butet manurung tergerak untuk membuka cakrawala anak-anak Suku Anak Dalam ini dengan cara memberikan mereka pendidikan, Sejak tahun 1999 ia mendirikan Sokola Rimba dan mengajarkan anak-anak ini membaca, menulis dan juga berhitung. Ia menginginkan agar Suku Kubu tidak lagi mudah dibodohi dan tertipu oleh orang-orang asing yang berusaha mengambil sumber daya alamnya

UpDate
Empat tahun lamanya ia menyusuri pedalaman rimba, ia keluar dan kembali ke ibukota dengan senyum dan kebanggaan. Ia pun menjadi inspirasi beberapa relawan yang akhirnya bergabung dalam yayasannya, dan hingga kini ia masih meneruskan perjuangannya. Ia tak pernah lupa bagaimana beruang membuatnya ketakutan, bagaimana mimpi buruk menghantuinya, bagaimana jantungnya berdegup kencang setiap malam karena takut ada hewan buas menyerangnya. Namun ia tak ingin berhenti mewujudkan impiannya, bukan lintah, beruang, harimau atau ular yang akan menghentikan impiannya, bahkan bukan juga kematian. "Gak keren mati tidak ada yang mengenang,"

suku kubu
Sekelompok orang Kubu di tahun 1930-an

Butet Manurung bersama anak - anak Suku Anak Dalam





FLORA
Jenis tumbuhan yang ada di Taman Nasional Bukit Dua Belas antara lain:
bulian/ ulin (Eusideroxylon zwageri)

meranti (Shorea sp.)

jelutung (Dyera costulata)

damar / pohon kemenyan(Agathis sp.)

jernang (Daemonorops draco)dan rotan (Calamus sp.) danber bagai jenis anggrek
Terdapat kurang lebih 120 jenis tumbuhan termasuk cendawan yang dapat dikembangkan sebagai tumbuhan obat diantaranya Cendawan Balus (Pycnoporus sp), Tubo kayu, Tuno Akar, Tembalau, Paku Balus, Selusuh Kayu, Selusuh Akar, Akar Penyegar (Smilax zeylanica), Terap, Rotan Sio, Tunam dan Sentubung

FAUNA
Taman nasional ini merupakan habitat dari satwa langka dan dilindungi seperti
Jenis Mamalia Langka:
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrensis)

Beruang Madu (Helarctos malayanus)

Kancil (Tragulus napu)

siamang (Hylobates syndactylus syndactylus), beruk (Macaca nemestrina), macan dahan (Neofelis nebulosa diardi), kijang (Muntiacus muntjak montanus), meong congkok (Prionailurus bengalensis sumatrana), lutra Sumatera (Lutra sumatrana), ajag (Cuon alpinus sumatrensis), kelinci Sumatera (Nesolagus netscheri) dan lain - lain

Jenis Burung Langka:
Elang Ular Bido (Spilornis cheela)

Enggang Klihingan (Anorrhinus amictus)

Seluloyok (Anthracoceros malayanus)
 

Rangkong Badak (Buceros rhinoceros)

Buhung Gading (Buceros vigil)

Paok Delima (Pitta granatina), Tiung (Gracula religiosa), Ayam Hutan (Galus galus) dan lain lain

POTENSI WISATA

Taman Nasional Bukit Duabelas dapat ditempuh dari Jambi ke Pauh (menggunakan bis) melewati Muara Bulian sekitar 3 jam
dari Pauh dilanjutkan charter kendaraan ke Lubuk Jering dan Pematang Kabau sekitar 2 jam

Secara garis besar, potensi pariwisata kawasan TNBD terletak pada spektrum ekosistem kawasan yang terbentuk dari perpaduan antara
alam hutan perbukitan dan sungai. Kombinasi ini memberikan nuansa lansekap alamiah yang menarik untuk dinikmati,
adat istiadat, tradisi dan kearifan tradisonal komunitas Orang Rimba, Flora yang bernilai tinggi sebagai plasma nutfah
jenis-jenis yang tergolong langka dan dilindungi serta jenis-jenis yang memiliki daya tarik visual
serta biota obat hutan tropis dan pengetahuan tradisonal pengobatan mandiri komunitas Orang Rimba
akan tetapi untuk saat sekarang fasilitas - fasilitas wisata di TN Bukit Duabelas belum begitu memadai dikarenakan pengelolaan TN ini baru

potensi-potensi yang dapat dikembangkan sebagai lokasi wisata alam tersebut antara lain seperti :

Plot Tanaman Anggrek
Tidak kurang dari 41 jenis Anggrek dari 18 marga yang hidup di Taman Nasional Bukit Duabelas. Plot tersebut sebagai tempat pengembangbiakan dan melestarikan jenis-jenis anggrek alam untuk kepentingan pendidikan, penelitian dan pemanfaatan jasa wisata alam

Lokasi plot tanaman Anggrek tersebut dapat ditempuh dari Jambi dengan kendaraan roda empat selama 4,5 jam, berada di lingkungan kantor Resort Pematang Kabau, Kabupaten Tebo

Demplot Tanaman Obat
Hasil penelitian pada tahun 1998 menemukan sekitar 137 jenis biota medika yang terdiri dari 101 jenis tumbuhan obat, 27 jenis cendawan obat dan 9 jenis hewan obat yang dimanfaatkan oleh Suku Anak Dalam

Demplot tanaman obat merupakan unit pengembangan tanaman obat dimana beberapa jenis tanaman yang dapat dijadikan obat herbal dengan pengelolaan secara tradisional oleh SAD. Saat ini dikelola oleh Balai TNBD guna memberikan informasi kepada wisatawan yang datang tentang jenis-jenis tanaman obat yang terdapat di kawasan tersebut. Selain itu dapat dimanfaatkan sebagai lokasi budidaya, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan serta pendidikan tentang tanaman obat-obatan yang merupakan salah satu potensi kawasan TNBD

Rumah Suku Anak Dalam
Kehidupan SAD terletak di sekitar Center Information Resort Pematang Kabau, dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua selama 10 menit atau berjalan kaki selama 45 menit. Di sana dapat kita jumpai hunian SAD serta melihat aktifitas kehidupan sehari-hari suku tersebut dengan segala kesederhanaan secara tradisional, Sementara di sekitarnya terdapat pohon durian hutan yang dapat dinikmati oleh wisatawan saat musim durian tiba

Suku Anak Dalam memiliki keahlian dalam pembuatan kerajinan Ambung yang dipergunakan untuk mengangkat bawaan dari hutan, dan Tikar yang dipergunakan sebagai alas istirahat di dalam pondok
Mereka memiliki kehidupan yang unik untuk diketahui sebagai salah satu budaya yang masih ada dan hidup dalam lingkungan masyarakat di TNBD, Jambi

Sumber Air Panas Bukit Suban
Adanya potensi berupa sumber air panas dapat dikelola dan dimanfaatkan, seperti misal sebagai lokasi pemandian/kolam renang air panas yang dapat menarik perhatian wisatawan
ntang alam di sekitarnya masih relatif asli dan jarang dikunjungi wisata umum, karena lokasi ini memang belum pernah dikelola sebagai lokasi wisata secara umum, belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai
Daerah ini kiranya sangat baik bagi pengembangan wisata alam dengan minat khusus, yang gemar akan tantangan, sebab letaknya relatif jauh dan sulit dijangkau, hanya melalui jalan setapak di antara lebatnya alam di sekitarnya

Selain yang disebutin di atas TNBD juga mempunyai lokasi - lokasi yang bernilai wisata seperti Air Terjun Aik Mantik, Air Terjun Desa Lubuk Jering
Air Terjun Talon, Air Meruap, Sumber Air Panas Desa Baru, Goa Sungai Kelelawar dan Goa Tereng

Balai Taman Nasional Bukit Duabelas di Jambi melakukan berbagai upaya dan kerjasama dengan para pihak terkait dalam rangka pengelolaan zona pemanfaatan kawasan pariwisata alam baik di dalam maupun di luar kawasan TNBD
Pengelolaan kawasan wisata alam tidak terlepas dari upaya pemberdayaan masyarakat di sekitarnya, agar kawasan tersebut dapat bermanfaat secara optimal, baik segi aspek ekologis, budaya maupun aspek ekonomi


Dan beberapa sumber lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar