Permadi : Banyak Anggota DPR Berbuat Mesum
Senin, 11/04/2011, 16:35 WIB
Moral anggota dewan saat ini dinilai sudah banyak yang bobrok. Kasus politisi PKS Arifianto yang asyik menikmati adegan porno saat sidang sidang paripurna, merupakan contoh kecil dari banyak kasus amoral lainnya.
Mantan anggota DPR, Permadi mengatakan, tidak sedikit anggota dewan yang sering berbuat cabul dengan sekretaris pribadinya di ruang kerja mereka.
“Saat menjadi anggota DPR saya sangat dekat dengan cleaning service. Mereka banyak yang cerita sering menemukan kondom bekas di ruangan anggota DPR saat hendak membersihkan ruangan,” kata Permadi, seperti dilansir dari okezone, Senin (11/4/2011).
Permadi mengaku, sering mendapat keluhan dari para sekretaris pribadi anggota DPR soal prilaku bos-bosnya tersebut.
“Ada yang mengaku pernah diperlakukan tidak seronok oleh atasannya. Jadi, skandal anggota DPR dengan sekretarisnya tersebut bukanlah hal yang tabu. Ini sudah biasa terjadi,” tandas Permadi.
Menurutnya, tindakan oknum wakil rakyat tersebut sangat mencederai perasaan rakyat. Betapa tidak, ditengah derasnya sorotan terhadap kinerja para wakil rakyat, ternyata masih ditemukan tindakan amoral yang tak layak dilakukan pejabat negara.
“Yang begini minta gedung baru. Ini benar-benar rusak. Bahkan, anggota DPR yang sekarang jauh lebih rusak ketimbang anggota DPR di era saya. Maka itu saya sudah tidak mau lagi menjadi anggota DPR,” pungkas pria yang kini berkarir bersama Partai Gerindra tersebut.
... dan ini yang paling baru ...
Kebangkrutan Moral Anggota DPR
Senin, 11 April 2011 00:00 WIB
HARIAN ini membuat geger. Edisi Sabtu (9/4) Media Indonesia menampilkan karya foto jurnalistik eksklusif yang merekam kelakuan jorok anggota DPR. Kelakuan jorok itu terjadi Jumat (8/4), di forum terhormat, di sidang paripurna yang membahas materi sangat penting, yaitu pembangunan gedung baru DPR yang ditentang publik.
Anggota DPR itu adalah Arifinto dari Partai Keadilan Sejahtera, yang berasal dari daerah pemilihan Jawa Barat VII. Kamera wartawan foto Media Indonesia M Irfan menangkap basah bagaimana jari tangan Arifinto dengan sengaja memilih video porno di komputer tablet yang dibawanya ke ruang sidang dan menikmatinya sejak pukul 11.39.23 hingga pukul 11.41.57 WIB.
Media Indonesia memiliki 60 frame visual berisi kelakuan anggota DPR itu. Sebuah jumlah yang lebih dari cukup untuk membuktikan secara faktual bahwa tidak benar anggota DPR itu membuka komputer tabletnya karena ada surat elektronik yang masuk, sebagaimana kilahnya, dan pula tidak benar ia menontonnya hanya beberapa detik, tak sampai setengah menit, seperti katanya.
Sebagian dari foto jurnalistik itu telah dipublikasikan di harian ini dan di situs Mediaindonesia.com dengan sengaja mengaburkan bagian gambar yang porno. Hal itu bertujuan menghormati keadaban publik dan mematuhi Undang-Undang Pornografi.
Semua itu perlu ditegaskan kembali melalui Editorial ini untuk menggarisbawahi betapa telah terjadi kebangkrutan moral anggota DPR. Bukan sembarang kebangkrutan moral karena yang menonton video porno itu adalah anggota DPR dari Partai Keadilan Sejahtera, partai yang berbasiskan nilai-nilai agama dan yang paling gigih memperjuangkan lahirnya Undang-Undang Pornografi.
Kelakuan jorok anggota DPR itu bukan hanya menunjukkan moral susila yang rusak, melainkan juga moral politik. DPR sedang bersidang paripurna menyangkut pembangunan gedung DPR yang akan menelan Rp1 triliun lebih, eh, si anggota DPR tidak peduli, malah asyik menikmati pornografi.
Kasus itu menambah panjang daftar dekadensi anggota DPR. Bukankah banyak anggota DPR yang masuk penjara karena korupsi? Bukankah amat banyak anggota DPR yang gemar mangkir bersidang? Bukankah banyak keputusan DPR produk transaksional? Bukankah hasil studi banding omong kosong? Bahkan, ada studi banding yang diselingi menonton tari perut. Sekarang ditambah menonton video porno di sidang paripurna.
Semua itu jelas bukti DPR mengalami kebangkrutan moral yang menggerus kepercayaan publik. Bahkan, tidak berlebihan untuk mengatakan sesungguhnya telah terjadi kebangkrutan kepercayaan dan kebangkrutan legitimasi terhadap DPR. Tiga kebangkrutan yang fundamental. Lalu dengan dasar apa DPR masih layak memutuskan kebijakan publik atas nama rakyat?
DPR sekarang lebih banyak mudaratnya daripada maslahatnya. Oleh karena itu, sebaiknya DPR berhenti bersidang. Sebaiknya reses dilanjutkan saja sampai masa kerja berakhir pada 2014, sampai dilahirkan DPR yang baru hasil pemilu mendatang.
Anggaplah DPR yang sekarang ini koma, pingsan berat, akibat keracunan bermacam-macam kelakuan jorok. Kiranya untuk sementara negara ini lebih baik berjalan tanpa DPR yang dekaden itu.
Banyak Anggota Selingkuh,
DPR Harus Belajar dari Kasus Yahya Zaini
Jakarta, Jumat, 22/10/2010 11:33 WIB - Badan Kehormatan (BK) DPR banyak menerima pengaduan tentang anggota DPR yang selingkuh. Sepertinya anggota DPR tidak belajar dari kasus masa lalu yaitu sejumlah anggota DPR hengkang dari Senayan karena kasus dengan perempuan.
"Semestinya bisa belajar dari pengalaman dari video Yahya Zaini dengan artis itu, juga ada kasus Max Moein yang hengkang dari Senayan karena dugaan pelecehan seksual," kata anggota Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo saat dihubungi detikcom, Jumat (22/10/2010).
-----------------
Kata pakar sexologi, ada beberapa professi yang bikin pekerjanya butuh sex lebih banyak dari takaran biasanya akibat suasana kerja yang stressing terus-menerus dan memeras logika lebih keras akibat tuntutan pekerjaan. Ialah professi: politisi, wartawan, seniman, artis, ilmuan, bisnisman, dan agamawan dan rohaniawan ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar