Hihihihihi.. Sebelumnya ketawa dulu ah… Kenapa ketawa? Ya.. Pasalnya ini semua terjadi karena sikap para pengendara motor besar yang berrmerek HarDav (HD) pada saat rolling Jambore IMBI (Sabtu, 23/4/11) yang sangat arogan.
Gak tanggung-tanggung lagi menunjukan arogansi nya. Rupanya kali ini sikap arogan itu dipertontonkan di hadapan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.
Aksi ugal-ugalan pengendara moge yang tergabung dalam klub Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI) Bali terjadi pada Sabtu (23/4/2011). Saat itu, Gubernur Bali yang dalam perjalanan dari Buleleng menuju Denpasar berpapasan dengan konvoi moge di Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
Gubernur yang menggunakan mobil pribadi diminta menepi karena akan dilalui konvoi moge. Sejumlah pengendara mengacungkan kepalan tangan ke arah mobil Gubernur, bahkan ada di antara mereka yang menendang mobil Gubernur sambil meninggikan tarikan gas motornya. Namun, Pastika tidak menujukkan reaksi. Ia memilih mengalah dan membiarkan konvoi tersebut melintas.
Setelah sampai finish di lapangan renon, Denpasar. Para pengendara motor gede yang tadinya ikut rolling di kumpulkan dan diberikan himbauan oleh ketua umum IMBI. Namun, sangat disayangkan.. Para pengendara moge yang ugal-ugalan tadi mengacuhkan himbauan tersebut seperti tidak peduli dan himbauan tersebut dianggap tidak penting.
“Jalan kan bukan hanya milik klub IMBI, melainkan seluruh pengguna jalan,” kata Suardhika, Kepala Biro Humas Pemprov Bali
Notes :
Memang engga semua rider HarDav dan moge lainnya itu arogan, tapi kebanyakan masyarakat menilai mereka arogan. Masyarakat engga mau tau apa itu IMBI ato HDCI, yang penting moge, kebanyakan arogan. Kira-kira begitu yang disampaikan saat himbauan dari ketua IMBI sabtu (23/04) lalu. Kalau ada yang hadir juga pas jambore, mohon koreksinya kalo ada salah persepsi. CMIIW
Sumber :
Attend di Jambore IMBI Lapangan Renon Denpasar-Bali...
UPDATE
Gubernur Bali: Sita Moge Bodong!
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, akan segera menertibkan moge (Motor Gede) bodong yang beredar di wilayah Bali. Tindakan tersebut diambil menyusul aksi ugal-ugalan dan arogan dari para pengendara moge di jalan raya saat konvoi dalam rangka Jambore IMBI (Sabtu, 23/04). Dan kejadian itu pas sekali terjadi di depan mata Gubernur Bali, Made Mangku Pastika.
Melalui Kepala Biro Humas Pemprov Bali Putu Suardhika, Gubernur meminta Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) untuk mengecek pembayaran pajak para pemilik moge.
“Kami minta kepada Dispenda untuk memeriksa. Jika ada moge yang ditemukan bodong, harus segera disita,” ungkap Suardhika, Senin (25/4/2011) di Denpasar.
Aksi ugal-ugalan pengendara moge bukan baru terjadi kali itu saja. Selama ini Pemprov Bali sudah banyak menerima aduan masyarakat terkait sikap arogansi dari pengendara moge HarDav dan setipenya. Pengaduan disampaikan melalui SMS ataupun telepon yang pada intinya menyesalkan sikap arogansi klub moge di jalan raya.
Selain akan menertibkan moge bodong sesuai kewenangan pemerintah provinsi, pihaknya juga akan memberikan surat teguran kepada klub IMBI Bali atas aksi ugal-ugalan tersebut.
Sumber :
IMBI Minta Maaf kepada Gubernur Bali
Setelah kejadian pelecehan terhadap Gubernur Bali, Made Mangku Pastika yang dilakukan oleh anggota Ikatan Motor Besar Indonesia (IMBI – Moge) Bali saat konvoi dengan aksi ugal-ugalan dan arogan di Desa Luwus, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Sabtu (23/4/2011), Ketua IMBI Bali, Ariyono secara resmi menyampaikan permintaan maafnya kepada Gubernur Pastika atas insiden memalukan tersebut.
“Kami sudah mengirimkan surat resmi kepada Gubernur Bali Made Mangku Pastika untuk meminta waktu beraudiensi, namun hingga saat ini belum ada jawaban. Karena itu kami perlu meminta maaf kepada Bapak Gubernur melalui media massa sambil menunggu kesediaan waktu dari Gubernur Pastika,” kata Ariyono.
Saat kejadian (sabtu, 23/04/11) kemarin, IMBI sedang menggelar touring dalam rangka Jambore IMBI. Lebih dari 200 motor gede (moge) dari berbagai daerah di Indonesia turun ke jalan untuk melakukan konvoi. Ketua panitia Nasional Jambore IMBI, Anak Agung Putu Ngurah Bagiarta, membela diri bahwa insiden tersebut terjadi karena banyak anggota IMBI dari luar Bali yang tidak mengetahui mobil tersebut adalah mobil Gubernur.
Berbeda dengan pernyataan Ariyono dan Bagiarta, Safety officer IMBI Bali, M Rifan punya pendapat lain terhadap insiden tersebut.
“Ada yang mengatakan gubenur diancam, dikepalkan tangannya, mobil gubenur ditendang dan sebagainya. Itu semua tidak benar karena saat insiden tersebut terjadi, saya kebetulan ada di lokasi,” bantah Rifan.
Menurut pembelaan diri Rifan, Kepalan tangan yang dilakukan oleh anggota IMBI Rifan bukan bermaksud melecehkan melainkan kode internasional moge di seluruh dunia yang berarti mengurangi kecepatan karena ada rintangan.
Rifan juga membeberkan peserta-peserta konvoi terdiri dari pejabat dan mantan pejabat, perwira tinggi Polri dan mantan Kapolri Jenderal (Purn) Rusmanhadi.
*Ini pernyataan minta maaf atau pamer backingan ya? Kalau minta maaf ya minta maaf saja ga usah pake ngeles segala, lagian apapun pembelaannya toh sudah dilihat langsung Gubernur. Toh Gubernur tidak mungkin lebay mengungkapkan berita*
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar