POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Para pengawas dan pihak SMAN 2 Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mengatakan pihak sekolah sudah menghimbau para siswa untuk tidak membawa ponsel, kalkulator, dan sejenisnya ke dalam ruang ujian. Sekolah membantah telah terjadi aksi contek-contekan dan penggunaan telepon seluler secara bebas pada pelaksanaan ujian nasional (UN) hari kedua, Selasa (19/4/2011), seperti yang ditemukan para wartawan.
Terkait hal itu, Panitia UN Polewali Mandar Muhammad Hatta membantah jika kunci jawaban ujian sudah bocor. Menurutnya, pihaknya telah berulang kali mensosialisasikan kepada peserta untuk tidak membawa alat-alat yang dilarang, seperti kalkulator dan telepon genggam. Para pengawas juga telah dibekali petunjuk teknis pengawasan UN. Ia berjanji akan mengklarifikasi ke pengawas ruangan yang bersangkutan.
"Tidak ada kebocoran atau kecurangan dalam ujian, pengawas dan peserta telah dihimbau mentaati tata tertib peserta ujian," ujarnya.
Hatta juga membantah, bahwa tidak ada kerjasama antara peserta ujian dan pengawas sekolah agar masing-masing sekolah dinyatakan berhasil dan semua siswanya lulus ujian.
Seperti diberitakan sebelumnya, Selasa (19/4/2011), aksi contek-contekan dan penggunaan telepon seluler secara bebas mewarnai pelaksanaan ujian nasional (UN) hari kedua, Selasa (19/4/2011), di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, meskipun peserta sudah dilarang membawa kalkulator, ponsel, dan sejenisnya ke dalam ruang ujian (Baca: Lihat, Mereka Bebas "Nyontek" Pakai HP!).
Anehnya, wartawan yang meliput "kecurangan" tersebut justru diusir pengawas UN tanpa alasan jelas. Padahal, para wartawan hanya mengambil gambar dari luar ruangan melalui jendela tanpa diketahui para peserta ujian.
Pantauan Kompas.com, UN di sejumlah sekolah di Polewali memang diwarnai saling mencontek antarsiswa di depan pengawas ujian itu sendiri. Bahkan, para siswa juga tampak bebas memakai ponsel dan membuka-buka short messages service (SMS) di tengah berlangsungnya UN. Diduga, ponsel di tangan siswa tersebut sudah berisi jawaban soal.
Ironisnya, pengawas ujian bukan menegur aksi kecurangan tersebut justeru malah menghalang-halangi wartawan yang ingin mengambil gambar. Salah satu pengawas di SMAN 2 Polewali mandar ini, dengan wajah ketus, mengusir wartawan agar tidak mengambil gambar.
"Apa ini ambil-ambil gambar tidak minta izin," ujar pengawas itu dengan wajah kesal.
Beginilah sampah2 Indonesia dididik. Setelah lulus menjadi debt collector atau menjadi pengantin. Parah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar