JAKARTA - Pemasangan baliho raksasa bergambar Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dinilai berlebihan dan sebagai upaya pencitraan.
Aktivis Benteng Demokrasi Rakyat (Bendera) Jeppri F Silalahi mengatakan baliho raksasa Foke itu terkesan mencuri start untuk kampanye. Pasalnya seharusnya sosialisasi soal KTT ASEAN itu dilakukan oleh pemerintah pusat mengingat hal ini adalah pertemuan antarnegara walaupun diadakan di daerah.
"Ini kan nyeleneh. Artinya Foke itu tidak mempunyai prestasi menjadi gubernur makanya narsis karena tidak ada yang memuji dia. Jadinya memuji diri sendiri lewat baliho," ujarnya saat dihubungi okezone, Selasa (19/4/2011).
Aktivis Tali Geni, yang pernah dipenjara karena menolak kenaikan harga BBM ini, kembali mengatakan pemasangan baliho raksasa itu juga dinilainya tidak sesuai pada tempatnya mengingat gedung Pemprov tersebut bukan milik pribadi Foke tetapi milik rakyat lewat pembayaran pajaknya sehingga seharusnya digunakan untuk hal-hal yang sifatnya untuk kepentingan rakyat.
"Baliho itu jelas sebagai pemborosan dan Foke tidak berhak menggunakan anggaran itu. Apa hasilnya baliho itu untuk rakyat," tukasnya.
Selain itu lanjutnya, kata-kata dalam baliho seperti sukseskan KTT ASEAN juga menunjukan rasa ketakutan pemerintah seakan-akan ada upaya masyarakat untuk menggagalkan pertemuan negara ini. "Pemerintah seakan mencurigai rakyatnya sendiri. Seharusnya sosialisasi ini cukup dilakukan di media saja dan tidak terlalu berlebihan," tegasnya.
(crl)
Kumis saya bagaimana sekarang ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar