Jumat, 08 April 2011

[FPI Menjawab]FPI Sumut Bantah Pengosongan Rumah di Marelan Sebagai Aksi Organisasi


MEDAN-PM-Dewan Pimpinan Daerah Front Pembela Islam (FPI) membantah tegas soal pengosongan lahan di Lorong Kenari, Gang Pringgan, Lingkungan VIII, Kel. Paya Pasir, Kec. Medan Marelan yang berakhir bentrok beberapa waktu lalu itu sebagai aksi ataupun kegiatan organisasi FPI Sumut secara terorganisir. Ini ditegaskan Wakil Ketua Bidang Amar Makruf, Abdul Muthalib Daulay dan Ketua Majelis Syura DPD-FPI Sumut, Abu Fajar melalui surat klarifikasi No. 17/AM/DPD/FPI/Jumadi Ula/1432 H yang masuk ke meja redaksi POSMETRO, Selasa (5/4) sore.

Dalam surat klarifikasi itu menyebutkan, lahan yang dikosongkan itu adalah milik Ketua DPD-FPI Sumut, H. Darma Bakti Ginting. Menurut Darma Bakti, pengosongan lahan yang di atasnya berdiri bangunan rumah itu ia lakukan atas dasar kalau lahan itu adalah miliknya yang sejak 14 tahun lalu diberikan hak pakai tanpa ada uang pungutan sewa.

Bahkan diberikan fasilitas kebun tanaman pohon pinang yang hasilnya bisa membantu keperluan hidup keluarga yang menempati rumah itu.Atas keinginan seluruh keluarga Darma Bakti agar seluruh hartanya dijual dan dibagi sesuai dengan hukum waris selagi ia masih hidup, maka jauh sebelum lahan tersebut dikosongkan mereka sudah menyampaikan hal ini dan meminta agar adik sepupunya bisa mengosongkan sendiri lahan tersebut. Tapi menurut Darma Bakti, adik sepupunya malah bertahan dan tidak mau pindah dan memeras mereka dan keluarganya dengan meminta uang Rp100 juta untuk biaya mereka pindah.

Karena itu, Darma Bakti meminta bantuan pada anggota laskar FPI yang tidak memakai atribut organisasi, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan anggotanya mudah dikendalikan langsung olehnya. Tapi situasi di lapangan berubah, karena adik sepupu Darma Bakti lebih dulu meminta bantuan warga sekitar dengan menyebutkan kalau Darma Bakti dan laskarnya mau menyerang mereka dan membongkar paksa rumah dan lahan yang mereka tempati.

Info itu yang menyebabkan Darma Bakti dan anggotanya yang tiba di lokasi berbenturan dengan warga. Namun Darma Bakti dan anggotanya tak melakukan perlawanan atas pemukulan keluarga dan beberapa warga terhadap mereka, karena mereka memahami bahwa kejadian tersebut bukan merupakan aksi FPIyang harus melakukan perlawanan dan bukan merupakan perlawanan yang seharusnya akan dilakukan dengan masyarakat. Sehingga Darma Bakti, keluarganya, dan anggota FPI mengalami cedera akibat menahan pukulan warga dan mobilnya juga ikut dirusak massa yang sudah diprovokasi adik sepupu Darma Bakti sendiri.

Oleh karena itu, DPD-FPI Sumut menyampaikan klarifikasi terhadap insiden di lokasi lahan itu bukan merupakan aksi ataupun kegiatan organisasi FPI Sumut secara teroganisir.

Keterlibatan anggota FPI tanpa atribut organisasi hanya secara kebetulan diminta oleh Darma Bakti secara pribadi bukan atas nama organisasi yang juga secara kebetulan adalah Ketua FPI Sumut untuk membantunya dan keluarganya membongkar rumah dan memagar lahan miliknya sendiri. Bahwa kepada pihak-pihak lain baik itu masyarakat ataupun kelompok organisasi tidak mencampuri urusan internal keluarga Darma Bakti dengan keluarganya sendiri dan terlebih lagi mengaitkan dengan organisasi FPI Sumut yang secara kebetulan adalah Ketua DPD FPI Sumut.

Jika ada kelompok masyarakat dan kelompok organisasi yang mengkaitkan insiden tersebut dengan kelembagaan FPI Sumut, maka DPD FPI Sumut dengan sangat menyesalkan tindakan yang mengadu domba FPI dengan kelompok lainnya yang bisa mengakibatkan konflik sesame organisasi dan umat Islam secara umum.link

Tidak ada komentar:

Posting Komentar