Selasa, 05 April 2011

Massa FPI Bentrok dengan Omak-omak


Gara-gara membongkar paksa rumah Antoni (56) dan istrinya Nurhayati Ginting (53). Puluhan warga Gang Peringgan, Lorong Kenari, Lingkungan VIII, Kel. Paya Pasir, Kec. Medan Marelan terlibat bentrok dengan puluhan massa yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI), Minggu (3/4) sekitar pukul 11.00 WIB.

Info yang dihimpun kru koran ini di lokasi menyebutkan, bentrok berawal dari sikap Darma Bakti Ginting selaku pemilik tanah, yang meminta Antoni dan keluarganya pindah dari rumah yang telah mereka tempati selama belasan tahun itu. Tapi permintaan Darma yang masih sepupunya itu tak diindahkan Antoni. Ia berkeras minta uang ganti rugi dengan dalih tanah itu dulunya adalah rawa-rawa. 

Karena itu pula, Darma yang menjabat Ketua FPI Sumut itu langsung menurunkan kadernya ke lokasi untuk membongkar paksa serta mengeluarkan barang - barang milik keluarga Antoni. “Awalnya mereka datang meminta kami pindah, tapi kami tak mau karena lahan ini dulu hutan, ini kami yang bangun rumahnya, masa kami mau diusir begitu saja, dimana perikemanusiaannya, kami hanya minta ganti rugi atau uang ongkos,” beber anak Antoni, Muhammad Safii.

Lanjutnya, karena keluarganya tetap bertahan. Seminggu lalu, Darma dan puluhan anggotanya yang masih mengenakan atribut FPI mengeluarkan barang - barang mereka secara paksa. Bukan itu saja, istri Antoni yang baru melahirkan 3 hari pun turut dipaksa keluar rumah menggendong bayinya yang masih merah. “Kejam kali dia, istri saya baru melahirkan, mereka datang langsung mengeluarkan barang - barang kami, memang ini tanah dia, tapi kami dibuatnya seperti binatang. 

Percuma dia orang terhormat, tapi kenapa kami diginikannya,” protes Safii. Setelah seisi rumah dikosongkan, Safii dan kedua orang tua serta kakak adiknya terpaksa tidur di luar dengan perlindungan tenda yang disumbangkan warga sekitar. “Sudah seminggu ini kami tidur dan makan dari bantuan masyarakat, dia itu masih saudara kami, tapi dia kejam kali, lihatlah barang - barang saya di luar semuanya selama seminggu ini,” kesal anak nomor 3 dari 6 bersaudara itu.

Karena keluarganya masih bertahan di areal tanahnya. Minggu (3/4) sekitar pukul 11.00 WIB, dengan mengendarai Isuzu Panther dan membawa linggis dan parang, Darma bersama anak buahnya kembali datang ke lokasi. Setiba di sana, mereka langsung merusak rumah yang dibangun Antoni dan istrinya itu. Melihat aksi brutal itu, puluhan warga sekitar mengamuk dan menghalangi Darma dan anak buahnya. 

Bukan itu saja, warga yang didominasi ibu-ibu itu sempat memaki dan mencemooh Darma. “Jangan suka - suka kalian ya, pakai aturanlah. Jangan mentang-mentang kalian FPI sudah bisa berbuat seenaknya, sadar kalian mereka ini manusia bukan binatang,” amuk sejumlah ibu rumah tangga yang kesal melihat sikap Darma dan anak buahnya. Bukan itu saja, warga yang emosi juga sempat merusak mobil milik Darma. Beruntung, sebelum kericuhan memanas, puluhan petugas Polsek Medan Labuhan tiba di lokasi dan langsung mengamankan kedua belah pihak.

Akhirnya, kedua kubu diarahkan membuat pengaduan ke Polsek Medan Labuhan. Pantauan POSMETRO, saat di kantor polisi kedua belah kubu sempat terlibat perang mulut, tapi ketegangan itu cepat diredakan polisi. Sayangnya, Darma tidak berhasil dikonfirmasi. 

Tapi seorang pria yang ngaku Ketua FPI Deliserdang yang enggan menyebut namanya sempat menenangkan keluarga Antoni. “Sebenarnya Darma bukan mau bertindak arogan. Tapi karena banyak masalah yang dihadapinya, ditambah sulitnya kondisi ekonomi dan adanya masalah internal di organisasilah yang membuatnya khilaf, hingga melakukan hal yang nekat. Karena itu, saya selaku Ketua FPI Deliserdang mewakilinya untuk menyelasikan masalah ini, jadi kalau kalian mau menyelesaikan masalah ini dengan jalur hukum, silahkan,” katanya pada keluarga Antoni dan warga saat membuat laporan di Polsek Medan Labuhan. 


FPI kok cuma beraninya sama ibu-ibu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar