Sejak Rabu 16 03 2011, sebuah kapal Indonesia, Sinar Kudus dibajak oleh 50 perompak Somalia. Kapal milik PT Samudera Indonesia itu dihadang di timur laut Pulau Socotra.
Bahkan, para perompak bersenjata menggunakan Sinar Kudus untuk menyerang kapal Liberia. Namun aksi bajak laut itu gagal setelah baku tembak dengan petugas keamanan.
Hampir sebulan berlalu, nasib 20 anak buah kapal (ABK) tak jelas. Mereka terkatung-katung di tengah laut, disekap pembajak bersenjata, dengan suplai makanan yang makin menipis.
Hari ini, Jumat 8 April 2011, redaksi VIVAnews menerima kiriman surat elektronik dari Rezky Judiana, putri nahkoda Kapal Sinar Kudus, Slamet Juari.
Surat itu ditujukan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, meminta pemerintah peduli dan berusaha membebaskan warganya dari tangan bajak laut.
"Pada keluarga, Papa bilang kondisinya aman, tapi di sebuah media, dia bercerita, makan hanya sekali sehari, persediaan makanan habis," ungkap Rezky, haru, saat dihubungi VIVAnews.com, Jumat 8 April 2011.
Mahasiswi jurusan teknik sipil Universitas Trisakti ini menceritakan, awalnya, keluarganya tak mau mem-blow up masalah ini. "Tapi, Abang saya SMS, dia nggak tahan, Mama menangis terus," kata Rezky. "Saya bingung, kami semua bingung."
Berikut surat Rezky yang ditujukan pada Presiden SBY:
Assalamualaikum Pak Presiden,
Melalui jejaring media ini, saya Rezky (Kiki), seorang mahasiswi. Saya memiliki permohonan, untuk Bapak membaca pesan ini..
Ayah saya (Slamet Juari) dan 19 ABK sudah sebulan menjadi korban penyanderaan perompak Somalia, sejak tanggal 16 Maret 2011.
Sampai sekarang mereka pun masih di tengah perairan dengan persediaan makanan yang menipis. Saya hanya ingin suatu kebijakan dari Indonesia untuk membebaskan Ayah dan 19 ABK nya.
Saya berfikir Indonesia lambat dalam menangani masalah ini, entah itu adalah pemikiran saya yang salah, atau mungkin, diam adalah sebuah strategi.
Setiap hari pasti kami berdoa, namun sampai kapan menunggu tanpa bertindak? Disamping itu, akan makan apa mereka nanti?
Maaf apabila ada kata-kata yang salah, saya hanya ingin Ibu dan keluarga tidak menangis lagi..Wassalamualaikum
sumber: vivanews
UPDATE BERITA PER 05 APRIL 2011
Slamet Juari kapten Kapal MW Sinar Kudus yang telah satu bulan disandera kawanan bajak laut Somalia, di perairan dekat Pulau Socotra, Semenanjung Arab, Afrika menyeru kepada penguasa Indonesia untuk segera membebaskan dirinya dan 19 anak buah kapal lainnya
Hingga kini mereka mengaku terkatung-katung karena tak ada pihak yang berupaya membebaskannya. Perusahaan yang mempekerjakan mereka PT Samudra Indonesia maupun PT Aneka Tambang pemilik muatan biji nikel menolak untuk membebaskannya, kini mereka mengharapkan ada campur tangan pemerintah untuk menyelamatkannya. “Saya minta kepada presiden agar pedulikan nasib kami,” ujar Slamet Juari, yang berhasil menghubungi Tempo melalui telepon dari kapalnya Selasa 5 April 2011.
Menurut Slamet mereka telah sebulan dikurung di dalam kapal dan hanya mampu makan sekali dalam sehari. Diatas kapal mereka dijaga sekitar 35 pembajak yang bersenjata lengkap. Untuk berhubungan baik dengan surat elektronik dan telepon mereka juga dikontrol para pembajak.
Pernah ada satu kali upaya penyelamatan oleh polisi setempat namun para pembajak mengancam akan membunuh semua awak kapal jika polisi menyergap para pembajak. “Terpaksa kami usir, polisi untuk menjauh,” kata Slamet yang mengaku asal Klaten, Jawa Tengah ini.
Mereka mengaku terkatung-katung di pantai Eil Somalia setelah perusahaannya tak sanggup memenuhi permintaan tebusan para pembajak. Selain Kapal MV Sinar Kudus, dilokasi itu pembajak juga menyandera 8 kapal lainnya. Rata-rata kapal jenis cargo.
Awalnya, kata Slamet, para pembajak meminta tebusan sebesar 2,6 juta dollar. Namun karena tak ditanggapi permintaan tebusan meningkat menjadi 3,5 juta dollar. Setelah lama tak juga direspon permintaan tebusan terus meningkat. “Sekarang mereka minta 9 juta dollar, “ katanya. Slamet sendiri mengaku heran perusahaan yang memperjakan mereka tak mau memenuhi permintaan tebusan para pembajak. Padahal nilai muatan kapal yang mereka bawa mencapai Rp 1,4 triliun.
Menurut Slamet, saat dibajak para perompak pada 13 Maret lalu, mereka tengah dalam pelayaran dari Pamala, Sulawesi Barat ke Roterdam, Belanda mengangkut buatan biji Nikel milik PT Aneka Tambang.
Namun hingga saat ini perusahaan yang mempekerjakannya maupun pemilik muatan menolak memenuhi permintaan para pembajak. Sejauh ini mereka merasa tidak ada upaya dari pemerintah untuk membebaskan mereka. “Saya minta bantuan siapa saja yang bisa membebaskan kami, saya akan serahkan muatan nikel ini, karena pemilik barang maupun kapal sudah lepas tangan,” kata Slamet.
sumber : Tempo Interaktif
Pembajak meminta tebusan : USD 9 JT
kalo estimasi 1 USD = Rp.9000, maka nilai tebusan yang di minta oleh pembajak adalahRp.81.000.000.000
Nilai Muatan Kapal = 1.4 T
Biaya Pembangunan KANDANG SUPER DUPER MEWAH = 1,1 T
Rapat FINAL di teruskan atau tidak PEMBANGUNAN KANDANG = 1 minggu kelar
NASIB NYAWA ke 20 Orang SAUDARA KITA = 1 Bulan TANPA KESIMPULAN
monggo silahkan simpulkan sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar