Minggu, 10 April 2011

[merged]Peleburan ISL-LPI Harus Sesuai Aturan FIFA Soal Klub Profesional


Jakarta - Upaya Komite Normalisasi melebur LPI dan ISL dapat tanggapan positif. Tapi penggabungan dua kompetisi tersebut harus sesuai dengan aturan lisensi AFC dan FIFA tentang klub sepakbola yang benar-benar profesional.


FIFA awal pekan ini mengeluarkan pernyataan yang menyatakan mengambil alih komite eksekutif PSSI dan membentuk Komite Normalisasi. Salah satu tuga komite yang kemudian dipimpin Agum Gumelar tersebut adalah membawa Liga Primer Indonesia ke bawah PSSI atau jika tidak bisa maka harus dibubarkan.

Upaya menggabungkan ISL dan LPI dapat dukungan dari banyak pihak, salah satunya dari kubu Persebaya 1927 yang berlaga di LPI. CEO PT Persebaya Indonesia, Llano Mahardika mengaku sangat mendukung langkah tersebut.

"Kita ketahui bersama, dalam satu negara hanya satu liga yang diakui oleh FIFA. Tapi penggabungan itu sangat dibutuhkan kehati-hatian, tidak serta merta langsung dilebur jadi satu," katanya saat berbincang-bincang dengan detiksurabaya.com, Jumat (8/4/2011).

Pertimbangan yang perlu diperhatikan, kata Llano adalah pertimbangan yang matang dan harus seirama dengan aturan lisensi AFC dan FIFA tentang klub sepakbola profesional.

Llano juga mengungkapkan jika tidak semua klub, baik yang berlaga di ISL maupun LPI merupakan klub yang matang dan dianggap profesional. 

"Semua klub (ISL dan LPI) pasti ada kekurangan. Makanya kematangan dan kehati-hatian yang perlu diutamakan dalam tahap penggabungan," ungkapnya.

Selain itu, dalam penggabungan lanjut Llano perlu adanya perwakilan dari AFC dan FIFA yang dianggapnya netral yang bertujuan menilai dan memutuskan klub tersebut sudah sesuai dengan aturan lisensi klub profesional.

"Apa semua 15 klub ISL yang sekarang pantas diangggap profesional, makanya harus ada orang yang netral dari AFC dan FIFA untuk menentukan apakah klub itu sudah menjadi PT, finansialnya bagaimana, infrastrukturnya seperi apa. Sehingga dengan adanya penilaian ini maka klub yang benar-benar profesional akan tercapai demi kemajuan sepakbola yang maju dan profesional," pungkas Llano.



Sekretaris umum PSMS Medan, Idris, berharap Liga Primer Indonesia (LPI) segera bergabung dengan PSSI agar tidak memperpanjang kekisruhan yang terjadi di sepakbola nasional.

Idris mengingatkan bahwa asosiasi federasi sepakbola internasional (FIFA) telah memberi instruksi kepada komite normalisasi untuk segera menyelesaikan polemik LPI dengan dua opsi.

Opsi pertama adalah segera membawa LPI ke dalam kendali PSSI dan opsi kedua adalah menghentikan kompetisi LPI secepat mungkin. Oleh karena itu, Idris meminta LPI segera melebur ke PSSI.

"Untuk itu sebaiknya LPI segera meleburkan diri ke PSSI. Tapi, kalau mereka menolaknya, segera dihentikan kegiatannya demi keselamatan persepakbolaan nasional dari sangsi yang dijatuhkan FIFA bila intruksinya dilanggar," kata Idris.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua SMeCK Hooligan (pendukung PSMS), Nata Simangunsong. Nata meminta LPI segera melebur ke PSSI agar kegiatannya tidak dianggap ilegal.

Selain itu, sebelum LPI dianggap legal, Nata meminta pengurus PSMS tidak terlibat dalam segala kegiatan LPI. "Kalau nanti masih terdapat juga para pengurus PSMS menjadi perangkat di kompetisi LPI, SMeCK siap di depan untuk mengingatkannya," kata Nata.



Sukawi: LPI Tidak Akan Dihentikan

ANGGOTA Komite Normalisasi (KN) yang juga Ketua Pengprov PSSI Jateng, Sukawi Sutarip yakin kekisruhan di tubuh PSSI akan berujung happy ending. Krisis kepercayaan publik terhadap induk organisasi sepak bola Tanah Air ini dapat kembali pulih jika semua pihak duduk satu meja, berdialog dengan semangat memajukan persepakbolaan Indonesia. Keoptimisan mantan Wali Kota Semarang ini tertuang dalam petikan wawancara berikut ini. 

Selamat atas terpilihnya sebagai salah satu anggota Komite Naturalisasi (KN). Apakah sebelumnya sudah mengetahui akan ditunjuk oleh FIFA menjadi bagian dari komite?

Jujur saja saya juga kaget ketika dihubungi oleh Pak Agum. Setelah itu, di media juga begitu ramai diulas. Saya baru benar-benar percaya setelah ditunjukkan SK dari FIFA saat bertemu dengan Pak Agum di rumah beliau di Jakarta. Demi perbaikan sepakbola di Indonesia saya akhirnya bersedia menerima tanggung jawab ini.

Ada yang menilai keputusan FIFA membentuk KN sebagai bentuk intervensi, tanggapan anda?

Saya kira tidak seperti itu. FIFA punya hak untuk ikut campur tangan menyelesaikan permasalahan anggotanya. Bukankah sepak bola Indonesia menginduk kepada FIFA. Pemerintah juga punya wewenang yang sama mengingat sepak bola merupakan bagian dari olahraga seperti yang telah diatur oleh UU.

Sebagai salah seorang tokoh sepak bola, menurut anda apa yang menjadi penyebab kepercayaan masyarakat terhadap PSSI menurun begitu drastis?

Begini, kami berdelapan dalam pertemuan sebelum ini telah sepakat untuk tidak membahas kekeliruan di masa lalu. Misi utama kami saat ini adalah melakukan rekonsiliasi dengan semua pihak. Jika terus membahas kejadian sebelumnya, permasalahan ini tidak akan segera selesai. Jika memang ada kekeliruan, mari kita perbaiki bersama demi kemajuan di masa mendatang. 

Sebagai salah satu upaya rekonsiliasi, apa yang akan dilakukan oleh KN dalam waktu dekat ini?

Segera kami akan melakukan pertemuan dengan semua pihak yang selama ini terlibat konflik. Kami berharap dapat bertemu dengan teman-teman di Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) pada 11 April nanti. Termasuk juga dengan Pak Nurdin Halid dkk, semakin cepat bertemu semakin baik guna mencari solusi terbaik.

Anda sangat yakin konflik ini mampu terselesaikan sesuai harapan. Apa yang membuat anda begitu optimistis?

Begini, dalam sebuah organisasi jika semua berjalan sesuai dengan rule, dengan aturan main yang berlaku tidak akan terjadi konflik. Kalaupun ada, jika semangatnya mencari demi kebaikkan bersama pasti dapat diselesaikan. Hal yang sama akan kami lakukan di KN. Dalam membuat peraturan, kami tetap akan berpedoman terhadap statuta FIFA dan juga hukum yang berlaku di Indonesia. Jadi dasar hukumnya ada dan jelas. Setelah itu, kami akan melakukan sosialisasi keputusan-keputusan yang kami buat seluas-luasnya kepada anggota secepatnya, sehingga anggota memiliki waktu yang cukup untuk memahami keputusan-keputusan yang ada. 

Kepengurusan yang lalu menganulir enam pemilik suara di kongres. Ada kemungkinan hak mereka dipulihkan oleh KN?

Kemungkinan itu ada. Tergantung nanti hasil pertemuan kami dengan para pemilik suara lainnya yang tergabung dalam KPPN. Prinsipnya, semua yang akan kami putuskan demi perbaikan sistem sepakbola di negeri ini.

Dalam rilis terbarunya, FIFA mengeliminasi empat balon calon ketua umum yakni Nurdin Halid, George Toisutta, Nirwan Bakrie dan Arifin Panigoro. Terhadap hal tersebut, sikap KN bagimana?

Ketua KN pak Agum memang berencana akan menemui FIFA khusus menanyakan hal tersebut. Saya kira FIFA bisa memahami jika kita memberikan penjelasan terkait kondisi yang sebenarnya terjadi. Seperti Pak Nirwan (Nirwan Bakrie-Red), dosanya apa kok tidak bisa mencalonkan diri. Kontribusinya terhadap sepak bola kami sudah sama-sama tahu. Saya kira untuk tiga calon terakhir ada kemungkinan bisa kembali dicalonkan.

Kelanjutan Liga Primer Indonesia (LPI) bagaimana?

LPI tetap akan kami akomodir. Toh, semangatnya untuk kemajuan sepak bola. Hanya saja, mereka juga harus mengikuti aturan main yang berlaku. Nanti kami pasti juga akan berbicara dengan pihak LPI untuk mencari solusi. Saya yakin, jika berbicara atas dasar kepentingan serta kemajuan sepak bola Tanah Air, mereka akan memahami. Namun yang jelas, LPI tidak akan dihentikan.

Sebagai salah satu pemegang hak suara di kongres nanti, Pengprov Jateng sudah memiliki calon?
Suara Jateng? Oh, itu rahasia... Hahahahaha.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar