REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Amerika Serikat mengecam keras serangan bunuh diri oleh gerilyawan Taliban di Hotel Intercontinental, Kabul, Selasa malam dan menyampaikan belasungkawa kepada para korban tetapi tidak menjelaskan secara detil adanya korban warga Amerika. "Amerika Serikat mengutuk keras serangan di Intercontinental Hotel di Kabul, yang sekali lagi menunjukkan teroris mengabaikan kehidupan manusia," kata Departemen Luar Negeri.
"Kami menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga dan teman-teman dari korban serangan ini," kata pernyataan tertulis itu lebih lanjut. "Kami tidak memiliki informasi apapun tentang warga negara Amerika saat ini di sana, tetapi terus menindaklanjuti situasi ini."
Setidaknya seorang pelaku bom bunuh diri dan beberapa orang bersenjata menyerang sebuah hotel mewah di Kabul yang sering dikunjungi orang asing dan pejabat Afghanistan Selasa malam, kata polisi dan pejabat, dalam serangan berani yang diklaim Taliban.
Para saksi melaporkan mendengar tiga ledakan di Intercontinental Hotel yang dijaga keamanan ketat di ibu kota Afghanistan selama serangan itu, pada saat orang-orang bersenjata memasuki ke gedung dan memicu tembak-menembak.
Di antara tamu yang menginap di hotel tersebut terdapat para pejabat pemerintah Afghanistan dari seluruh negeri yang berada di Kabul untuk menghadiri konferensi Rabu, mengenai serah terima kekuasaan dari pasukan asing kepada pasukan keamanan Afghanistan mulai Juli.
Seorang pejabat pemerintah Afghanistan berbicara tanpa bersedia disebut namanya mengatakan, pemberontak di dalam hotel diduga memiliki rompi bunuh diri, senapan mesin dan granat roket. Jurubicara Taliban Zabihullah Mujahid mengatakan kelompok Islam garis keras berada di balik serangan itu.
Dia mengaku bahwa gerilyawan telah mengambil alih hotel, menewaskan 50 tamu termasuk orang-orang asing dan pejabat, dan menyandera 300 orang lainnya. Keamanan di hotel mewah di Kabul itu secara signifikan ditingkatkan setelah serangan 2008 di Hotel Serena di pusat kota yang menewaskan tujuh orang termasuk setidaknya tiga orang asing.
Serangan itu dilakukan beberapa minggu sebelum pasukan asing diharapkan mulai menarik diri dari Afghanistan, meskipun keamanan di ibu kota Kabul sudah di bawah kendali pasukan keamanan Afghanistan.
Sekitar 10.000 tentara Amerika Serikat akan meninggalkan Afghanistan tahun ini, kata Presiden AS Barack Obama mengumumkan pekan lalu, menjelang akhir operasi tempur asing yang direncanakan pada akhir 2014.
mampus saja tuch penjilat dan penjajah. kenapa AS tidak berani mengecam pembunuhan sipil oleh drone.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar