link: http://www.metrotvnews.com/read/news...ut-Diracun/152
Sudah dua hari, sejak dipulangkan ke Tanah Air dari Kolombia, Muhammad Nazaruddin sama sekali tak mau menyentuh makanan buatnya, termasuk yang diberikan di tahanan. Bekas bendahara umum Partai Demokrat itu takut diracun.
Pengakuan itu Nazaruddin utarakan di depan anggota Komisi III Syamsudin Azis, Nudirman Munir, dan Ahmad Yani serta pengacaranya, O.C. Kaligis dan Muhammad Nasir, sepupunya, yang menemuinya di sel tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (15/8) malam.
Nazaruddin tak banyak omong. Hanya, sesekali, dia terlihat mengelus-elus dan memainkan jarinya sendiri. Jelas sekali pria bertampang Timur Tengah itu sangat tertekan.
Tak jelas benar apa-apa yang disampaikan Nazaruddin kepada anggota Dewan dan pengacaranya. Satu di antara sesama mereka berbicara dengan berbisik. Hanya, lamat-lamat terdengar, mereka yang menjenguk memberi dorongan moral dan semangat buat Nazaruddin.
Kaligis juga sempat berpesan kepada kliennya agar tak sembarangan mengudap makanan. Apalagi yang sumbernya tak jelas yang diantar kurir. "Kamu hanya boleh menyentuh makanan yang dikirim pihak keluarga," pesan Kaligis yang dijawab Nazaruddin dengan anggukan kepala.
Tak gampang menemui Nazaruddin, tersangka kasus suap wisma atlet Sea Games di Jakabering, Palembang, Sumatra Selatan. Anggota Komisi III dan pengacaranya sempat perang mulut dengan petugas tahanan. Intinya: mereka tak boleh seenaknya kapan pun menemui sang terpidana.
Nazaruddin memang tengah menjadi buah bibir. Bukan saja karena sosoknya, tapi juga lantaran persoalan yang membelitnya diduga menyeret sejumlah nama-nama penting. Sebut saja Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum, Menpora Andi Mallarangeng, sampai anak Presiden, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Nazaruddin, saat masih buron, menyebut nama-nama di atas turut menikmati duit berbagai proyek yang ditanganinya. Jumlahnya, jelas bukan hitungan jutaan rupiah, melainkan sampai belasan miliar rupiah. Duit yang tak sedikit, pastinya.
Setelah sempat buron hampir tiga bulan, Nazaruddin ditangkap di Cartagena, Kolombia, 7 Agusutus 2011. Dia, kata kepolisian Kolombia, dibekuk ketika hendak terbang untuk menonton sebuah pertandingan sepakbola di Bogota.
Sudah dua hari, sejak dipulangkan ke Tanah Air dari Kolombia, Muhammad Nazaruddin sama sekali tak mau menyentuh makanan buatnya, termasuk yang diberikan di tahanan. Bekas bendahara umum Partai Demokrat itu takut diracun.
Pengakuan itu Nazaruddin utarakan di depan anggota Komisi III Syamsudin Azis, Nudirman Munir, dan Ahmad Yani serta pengacaranya, O.C. Kaligis dan Muhammad Nasir, sepupunya, yang menemuinya di sel tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (15/8) malam.
Nazaruddin tak banyak omong. Hanya, sesekali, dia terlihat mengelus-elus dan memainkan jarinya sendiri. Jelas sekali pria bertampang Timur Tengah itu sangat tertekan.
Tak jelas benar apa-apa yang disampaikan Nazaruddin kepada anggota Dewan dan pengacaranya. Satu di antara sesama mereka berbicara dengan berbisik. Hanya, lamat-lamat terdengar, mereka yang menjenguk memberi dorongan moral dan semangat buat Nazaruddin.
Kaligis juga sempat berpesan kepada kliennya agar tak sembarangan mengudap makanan. Apalagi yang sumbernya tak jelas yang diantar kurir. "Kamu hanya boleh menyentuh makanan yang dikirim pihak keluarga," pesan Kaligis yang dijawab Nazaruddin dengan anggukan kepala.
Tak gampang menemui Nazaruddin, tersangka kasus suap wisma atlet Sea Games di Jakabering, Palembang, Sumatra Selatan. Anggota Komisi III dan pengacaranya sempat perang mulut dengan petugas tahanan. Intinya: mereka tak boleh seenaknya kapan pun menemui sang terpidana.
Nazaruddin memang tengah menjadi buah bibir. Bukan saja karena sosoknya, tapi juga lantaran persoalan yang membelitnya diduga menyeret sejumlah nama-nama penting. Sebut saja Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum, Menpora Andi Mallarangeng, sampai anak Presiden, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.
Nazaruddin, saat masih buron, menyebut nama-nama di atas turut menikmati duit berbagai proyek yang ditanganinya. Jumlahnya, jelas bukan hitungan jutaan rupiah, melainkan sampai belasan miliar rupiah. Duit yang tak sedikit, pastinya.
Setelah sempat buron hampir tiga bulan, Nazaruddin ditangkap di Cartagena, Kolombia, 7 Agusutus 2011. Dia, kata kepolisian Kolombia, dibekuk ketika hendak terbang untuk menonton sebuah pertandingan sepakbola di Bogota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar