Selasa, 16 Agustus 2011

Negara dalam Keadaan Bahaya


SUKARDI RINAKIT Peneliti Senior Soegeng Sarjadi Syndicate
Tidak perlu lagi memperingati kemerdekaan. Kita belum merdeka. Para politikus dan koruptor itu yang merdeka.

Kepada beberapa kelompok anak muda, saya bertanya mengenai persiapan memperingati Proklamasi Kemerdekaan Ke-66. Sampai Sabtu (13/8), tidak tampak aktivitas seperti tahun-tahun sebelumnya, termasuk penyelenggaraan lomba dan rencana pentas seni. Dengan enteng mereka menjawab, ”Tidak perlu lagi memperingati kemerdekaan. Kita belum merdeka. Para politikus dan koruptor itu yang merdeka. Mereka berkhianat kepada Proklamasi.”

Saya tertegun. Jawaban itu terlalu dalam maknanya dan meluncur begitu saja dari anak-anak muda yang biasanya hanya berceloteh dan tertawa. Hampir setiap malam mereka memang bersentuhan tanpa batas dengan pedagang bakso keliling, nasi goreng, mi ayam, penjual jagung rebus, sopir taksi, dan lain-lain. Mereka mendengar semua keluhan khas rakyat itu dan mendapatkan kenyataan bahwa perikehidupan mereka semakin berat dari hari ke hari.

Di sisi lain, berita di televisi, radio, koran, dan media online yang mengetengahkan perilaku bohong para politikus dan birokrat menembus ruang kesadaran mereka. Hati yang muda itu pun akhirnya mulai mengeras dan sarkastik.

Kerapuhan fondasi
Hanya merujuk pada gejala mikro tersebut, penulis berani mengukuhkan anggapan bahwa Republik saat ini sedang dalam keadaan bahaya. Gejala kekerasan fisik seperti revolusi......(selengkapnya baca Harian Kompas, Selasa 16 Agustus 2011, halaman 15)



Cek Sumbernya Gan : http://nasional.kompas.com/read/2011...Keadaan.Bahaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar