Pengacara tiga ulama, salah satunya ulama kelahiran AS, yang diusir dari sebuah pesawat domestik di AS mempertanyakan akuntabilitas dari perusahaan maskapai penerbangan tersebut. Tindakan itu dilakukan untuk memastikan kejadian itu tidak terulang kembali. “Kasus ini murni diskriminasi berdasarkan penampilan,” papar Mo Idlibi, pengacara tiga ulama itu seperti dikutip dari theolympian.com, Senin (9/5).
Ketiga ulama, yang akan menghadiri konferensi mengenai Islamofobia, dikeluarkan dari pesawat domestik AS milik maskapai Atlantic SouthEast Airlines ketika akan melakukan penerbangan pada Sabtu (7/5). Tindakan ini karena kekhawatiran mengenai keamanan.
Idlibi mengatakan kasus yang terjadi sepenuhnya bertentangan dengan semua prinsip dasar yang dijalankan seluruh warga AS. Karena itu, pihaknya akan mendorong perusahaan bersangkutan untuk memberikan semacam kompensasi atas perlakuan yang dialami kliennya dan juga menuntut perusahaan tersebut untuk memberikan sanksi indispliner kepada petugas dalam pesawat serta menganjurkan mereka untuk memberikan pelatihan kepada masing-masing awak pesawat agar bisa memberikan pelayanan tanpa ada nuansa diskriminasi dalam pelayanan itu.
Secara terpisah, Atlantic SouthEast Airlines mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden itu. Hal yang sama juga dilakukan Administrasi Keamanan Transportasi AS. Ihwal hal itu, Idlibi memastikan bahwa tidak ada bukti kehadiran mereka dalam penerbangan diberikan pelayanan yang seharusnya. "Tidak ada bukti bahwa salah satu penumpang yang mengeluh menyatakan keprihatinan atau ketidaknyamanan atas kehadiran kliennya dalam penerbangan itu,” kata Idlibi.
Bukan pertama kali
Kasus pengusiran yang dilakukan sebuah maskapai penerbangan terhadap ulama bukan kali pertama terjadi.Salah seorang pembicara dalam konferensi tentang "Islamophobia” yang berlangsung di Charlotte, AS, Al-Amin Latif, seorang Afro-Amerika yang lahir di Anderson, AS mengatakan pernah mengalami pengalaman serupa. Ia pernah diusir dari New York setelah diberitahu oleh American Airlines bahwa ia tidak diperkenankan untuk terbang ke Charlotte.
Pengalaman-pengalaman itu segera menjadi pembahasan serius dalam konferensi tersebut. Menurut para ulama, perlakuan terhadap umat Islam di AS sudah melanggar daripada konstitusi AS yang memberikan jaminan hak asasi untuk memeluk sebuah agama. Karena itu, para ulama sepakat untuk mengeliatkan pesan damai Islam di seluruh AS. Menurut mereka hanya dengan cara itulah, Islam bisa diterima masyarakat AS dan pada akhirnya tidak ada lagi perlakuan diskriminasi terhadap umat Islam. “Kita dihina dan merasa sangat buruk bahwa orang lain akan memandang rendah kita,” Komentar, salah seorang ulama Zaghlol
Profesor Bahasa Arab Univeritas Memphis, Rahman,yang lahir di India, mengatakan pendidikan adalah penangkal terbaik untuk diskriminasi tersebut. "Kita harus memberitahu orang-orang kebenaran tentang Islam: Ini adalah agama damai, agama keadilan, agama menghormati orang lain, terlepas dari warna atau agama," katanya. "Al-Qur'an mengatakan: Anda menjalankan agama anda, saya saya berlatih Seharusnya tidak ada paksaan dalam agama".link
Tidak ada komentar:
Posting Komentar