Bola.net - Ancaman sanksi FIFA pada Indonesia terkait kisruh Kongres PSSI terbukti hanyalah sebuah pepesan kosong. Melalui Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Valcke, otoritas tertinggi sepak bola dunia itu menegaskan tidak akan menjatuhkan sanksi pada Indonesia.
Pernyataan Valcke ini dilontarkan kala menemui dua delegasi Gerakan Reformasi Sepakbola Nasional Indonesia, Farid Rahman dan Hadi Basalamah. Dalam pertemuan tersebut, Farid menceritakan kondisi sepak bola Indonesia, termasuk upaya mereformasi PSSI dan lahirnya Liga Primer Indonesia.
Menurut Farid, Valcke merespon informasi ini dengan sangat baik. Bahkan, dia juga menegaskan tidak akan ada agenda untuk membahas sanksi pada Indonesia dalam Kongres FIFA yang bakal dihelat mulai Rabu (01/06) mendatang. "Indonesia dipastikan tidak akan terkena sanksi FIFA," tulis Farid Rahman melalui pesan singkat pada bola.net.
Jawaban Valcke ini semakin menegaskan bahwa FIFA tidak akan gegabah menjatuhkan sanksi, seperti banyak digembar-gemborkan di Indonesia. Sebelumnya, dalam situs resmi mereka, FIFA juga telah melansir agenda kongres dan tidak ada agenda untuk membahas sanksi bagi Indonesia. Hanya ada dua federasi, Bosnia dan Brunei Darussalam yang akan dibahas terkait sanksi FIFA.
Sementara itu, pengamat sepak bola Tondo Widodo mengaku tidak kaget dengan keputusan FIFA ini. Pasalnya, menurut Tondo, FIFA justru harusnya telah menjatuhkan sanksi ketika pemerintah tidak mengakui kepengurusan Nurdin Halid atau ketika ada intervensi dalam Kongres PSSI di Pekanbaru lalu.
yg suka teriak2 soal sanksi jangan lebay deh...
Delegasi FIFA Bantah Rekomendasi Sanksi Indonesia
Bola.net - Beredarnya kabar yang menyebutkan bahwa ada rekomendasi dari perwakilan AFC dan FIFA agar Indonesia dijatuhi sanksi terbantahkan. Delegasi FIFA, Frank van Hattum mengaku sama sekali tidak pernah memberikan rekomendasi tersebut.
Melalui surat elektronik, Van Hattum mengaku bahwa dia tidak pernah merekomendasikan agar Indonesia dijatuhi sanksi apapun oleh FIFA. Dia juga menegaskan bahwa kehadirannya di Kongres PSSI hanyalah sebagai pengamat.
"Secara pribadi, saya tidak pernah melakukan (merekomendasikan) apapun. Saya hanya seorang observer (dalam Kongres)," tulis Van Hattum dalam surat elektronik tersebut.
Lebih lanjut, pria yang juga merupakan Ketua Federasi Sepakbola Selandia Baru ini menyatakan rasa kecewanya karena beredar isu bahwa dia bersama delegasi AFC merekomendasikan agar Indonesia dijatuhi sanksi. "Sangat disayangkan bahwa informasi yang tidak benar itu terus beredar," pungkasnya.
Sebelumnya, beredar isu bahwa delegasi AFC dan FIFA yang hadir dalam Kongres PSSI, Jumat (20/05) lalu merekomendasikan sanksi pada PSSI. Bahkan, tak urung Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar menyatakan hal ini dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Sabtu (28/05) lalu.
Berikut kopian surat elektronik Van Hattum yang diterima redaksi Bola.net:
I don't get to personally do anything. I am just an observer and it is a shame that misinformation keeps getting circulated.
Frank van Hattum
GM - Convenience Retail - NZ
- Asset Management - NZ
Ph: +64 9 623 9415
Mobile: 027 492 8885
Belangnya mulai kelihatan
Citra sepakbola Indonesia dirusak media
MEDAN - Isu bahwa FIFA akan memberikan sanksi kepada PSSI itu tidak benar. Isu itu dijadikan permainan oleh media di Indonesia sehingga menggambarkan sepakbola nasional kita rusak dan tidak bermoral.
Hal itu ditegaskan oleh salah satu perwakilan Gerakan Reformasi Sepak Bola Nasional Indonesia (GRSNI) yang baru saja menemui Sekretaris-jenderal FIFA, Jerome Valcke, di Markas Besar FIFA, Swiss. "Itu semua berita yang mengatakan Indonesia terancam sanksi FIFA sama sekali tidak benar. Menyesatkan dan membohongi rakyat Indonesia," tegas Hadi Basamalah, CEO Jakarta FC kepada Waspada Online, tadi malam.
Hadi Basamalah yang menemui Valcke bersama Farid Rahman, menegaskan bahwa selama ini media di Indonesia telah merusak citra sepakbola nasional. "Media memberitakan informasi yang tidak benar dan sangat menyesatkan dengan kesan bahwa Indonesia itu perusuh dan tidak bermartabat," kata Hadi.
Padahal, FIFA sangat menginginkan sepakbola Indonesia maju. Menurut Hadi yang menjelaskan hasil pertemuannya dengan Sekjen FIFA itu, mereka (FIFA) ingin Komite Normalisasi PSSI melaksanakan kongres dengan adil dan benar. "Itu agenda untuk Indonesia yang disampaikan secara lisan kepada kami. Pihak FIFA sangat santun dan justru mau membantu kita, bukan menyulitkan," tegasnya.
Hadi berharap media di Indonesia dapat memberitakan informasi kepada masyarakat luas di Indonesia fakta dan bukan berita yang justru mengacaukan kita sendiri. Yang disampaikan oleh FIFA tidak sesuai dengan yang digambarkan oleh media di Indonesia. "Jadi media jangan menggambarkan keseraman. FIFA tidak demikian adanya. Media (di Indonesia) harus jujur," tegas Hadi lagi.
siapa ya kira-kira?
Kebohongan Agum
Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, menyurati Presiden FIFA, Sepp Blatter, agar Indonesia tidak dijatuhi sanksi FIFA. Surat tersebut ternyata merupakan respons atas rekomendasi Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) yang meminta Indonesia dihukum.
"Surat ini saya kirim setelah AFC mengirim surat ke FIFA dan merekomendasikan agar Indonesia dikenai sanksi," jelas Agum, dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Sabtu (28/5/2011) sore.
"Setelah tahu AFC kirim surat itu, KN rapat kilat dan akhirnya saya mengirim surat langsung ke Blatter," lanjutnya.
Agum menduga rekomendasi itu muncul setelah perwakilan AFC melihat langsung situasi Kongres PSSI yang tidak kondusif dan akhirnya gagal menghasilkan kepengurusan yang baru.
"Karena AFC ikut sidang, mungkin pandangan mata di sidang membuat mereka berpendapat kondisi ini tak bisa ditolerir dan harus disanksi," tuturnya.
Agum sendiri cukup yakin FIFA tak punya alasan yang kuat untuk menghukum Indonesia. Pasalnya, KN sudah menjalankan tugas sesuai mandat FIFA.
"Saya dan anggota KN sudah menjalankan mandat yang diberikan FIFA. Jadi, tak ada alasan kita kena sanksi. Kecuali, kita melanggar mandat FIFA, misalnya masuknya orang yang sudah dilarang (dalam kongres PSSI)," yakin Agum.
Dalam agenda Kongres FIFA yang dirilis di situs resmi FIFA, tidak disebutkan ada pembahasan mengenai ancaman sanksi buat Indonesia. Yang tengah terancam sanksi hanyalah Brunei Darusallam dan Bosnia Herzegovina.
udah dibantah koq Gum..
Agum mulai berkilah
Jakarta - Indonesia disebut-sebut tengah terancam sanksi FIFA menyusul kegagalan Kongres PSSI menghasilkan kepengurusan yang baru. Menurut Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar, FIFA tak punya alasan untuk menghukum Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan oleh Agum dalam jumpa pers di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Sabtu (28/5/2011), jelang keberangkatannya ke kantor FIFA di Swiss.
"Saya dan anggota KN sudah menjalankan mandat yang diberikan FIFA. Jadi, tak ada alasan kita kena sanksi. Kecuali, kita melanggar mandat FIFA, misalnya masuknya orang yang sudah dilarang (dalam kongres PSSI)," yakin Agum.
Agum menilai kisruh yang terjadi dalam Kongres PSSI tak mencerminkan sikap masyarakat Indonesia. Menurutnya, masyarakat Tanah Air juga tak mau kalau FIFA menjatuhkan sanksi.
"Bahwasanya ada kisruh di kongres, itu bukan cerminan sikap masyarakat Indonesia kepada FIFA. 99 persen masyarakat Indonesia tidak ingin kongres deadlock seperti itu. Masyarakat tidak menginginkan sanksi," ujarnya.
"Kalau melihat situasi kongres dan situasi kebatinan perwakilan FIFA di kongres, saya rasa sanksi akan keluar. Tapi, alasan sanksi dari FIFA tidak subyektif. Karena KN sudah melaksanakan semua mandat FIFA," tandas Agum.
Dalam agenda Kongres FIFA yang dirilis di situs resmi FIFA, tidak disebutkan ada pembahasan mengenai ancaman sanksi buat Indonesia. Yang tengah terancam sanksi hanyalah Brunei Darusallam dan Bosnia Herzegovina.
Dulu ngotot bilang Indonesia sulit lepas dari sanksi, sekarang ikut2an kata2nya K78
Terlepas dari perseteruan KN Vs K78 dan Pencekalan GT-AP, ternyata SANKSI FIFA yang dipuja2 itu hanyalah OMON KOSON